Kamis, 21 Maret 2013

Evaluasi Kurikulum


 
Oleh : Aulia Rahim (1100085)
Dalam setiap kegiatan, baik itu bersifat formal maupun nonformal pasti dilakukan sebuah evaluasi yang akan menilai berjalannya suatu kegiatan tersebut. Dalam kurikulum itu sendiri terdapat evaluasinya. Kurikulum sebagai alat pendidikan selalu harus dipantau dan dikendalikan agar kurikulum tersebut senantiasa dapat berjalan sesuai dengan program yang telah ditetapkan, dan karena hal inilah terdapat evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum menurut Doll dalam Kurikulum dan Pembelajaran (2009)
“Evaluasi sebagai usaha yang terus menerus dan menyeluruh untuk menyelidiki efek daripada program pendidikan yang dilaksanakan baik isi maupun prosesnya, dilihat dari sudut tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas”. Adapun tujuan dari diadakannya evaluasi kurikulum adalah untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan oleh kurikulum tersebut. Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum khususnya pendidikan umumnya minimal berkenaan dengan tiga hal, yaitu evaluasi sebagai moral judgement, evaluasi dan penentuan keputusan, evaluasi dan konsensus nilai. Secara garis besar, berbagai konsep/model evaluasi yang telah dikembangkan selama ini dapat digolongkan ke dalam empat rumpun model measurement, congruence, illumination, dan educational system evaluation:
1.      Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program/metode pendidikan. Model evaluasi ini menggunakan pendekatan komparatif (comparative approach) dalam evaluasi. Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk obyektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang reliabel dan valid. Kelemahan dari konsep ini terletak pada penekanannya yang berlebih-lebihan pada spek pengukuran dalam kegiatan evaluasi pendidikan. Aspek pengukuran itu sendiri memang diperlukan dalam proses evaluasi, tapi tidak dimaksudkan untuk menggantikan proses evaluasi itu sendiri : "Measurement is not evaluation, but it can provide useful data for evaluation."
2.      Congruence
Evaluasi juga pada dasarnya adalah pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Obyek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar dalam bentuk kognitif, psikomotorik maupun nilai dan sikap. Jenis data yang dikumpulkan adalah data obyektif khususnya skor hasil tes. Model ini dikenal juga dengan model objektif (model tujuan) . Konsep ini telah menghubungkan kegiatan evaluasi dengan tujuan untuk mengkaji efektivitas kurikulum yang sedang dikembangkan. Dengan kata lain, konsep congruence ini telah memperlihatkan adanya "high degree of integration with the instructional process."
3.      Illumination
Pada model ini, Evaluasi merupakan studi mengenai  pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih judgment (pertimbangan) yang hasilnya didasarkan pada diperlukan untuk penyempurnaan program. Gagasan yang terkandung di dalam konsep ini memang penting dan menunjang proses penyempurnaan kurikulum, karena pihak pengembang kurikulum akan memperoleh informasi yang cukup terintegrasi sebagai dasar untuk mengoreksi dan menyempurnakan kurikulum yang sedang dikembangkan. Evaluasi yang diajukan oleh konsep ini lebih berorientasi pada proses dan hasil yang dicapai oleh kurikulum yang bersangkutan.
4.      Educational System Evaluation
Pada model ini, evaluasi merupakan perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Obyek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Namun, dalam konsep model ini yang dipandang sebagai kelemahan adalah mengenai pandangannya tentang evaluasi untuk menyimpulkan kebaikan program secara menyeluruh. Ada dua persoalan yang perlu mendapatkan penegasan dari konsep ini, yang pertama menyangkut segi teknis dan yang kedua teknis berkenaan dengan menyangkut segi strategis.
Referensi :
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : Rosdakarya.
---. (2012). Evaluasi Kurikulum. [online]. Tersedia : http://kumpulan-makalah-baru.blogspot.com/2012/05/evaluasi-kurikulum.html [13 Maret 2013]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar