Oleh : Aulia Rahim (1100085)
Dalam setiap kegiatan, baik itu
bersifat formal maupun nonformal pasti dilakukan sebuah evaluasi yang akan
menilai berjalannya suatu kegiatan tersebut. Dalam kurikulum itu sendiri
terdapat evaluasinya. Kurikulum sebagai alat pendidikan selalu harus dipantau
dan dikendalikan agar kurikulum tersebut senantiasa dapat berjalan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan, dan karena hal inilah terdapat evaluasi
kurikulum. Evaluasi kurikulum menurut Doll dalam Kurikulum dan Pembelajaran
(2009)
“Evaluasi sebagai usaha yang terus menerus dan menyeluruh untuk
menyelidiki efek daripada program pendidikan yang dilaksanakan baik isi maupun
prosesnya, dilihat dari sudut tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas”.
Adapun tujuan dari diadakannya evaluasi kurikulum adalah untuk memeriksa
tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan oleh kurikulum
tersebut. Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum khususnya pendidikan
umumnya minimal berkenaan dengan tiga hal, yaitu evaluasi sebagai moral judgement, evaluasi dan penentuan
keputusan, evaluasi dan konsensus nilai. Secara garis besar, berbagai
konsep/model evaluasi yang telah dikembangkan selama ini dapat digolongkan ke
dalam empat rumpun model measurement,
congruence, illumination, dan
educational system evaluation:
1.
Measurement
Evaluasi pada
dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan
individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan
seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua
atau lebih program/metode pendidikan. Model evaluasi ini menggunakan pendekatan
komparatif (comparative approach) dalam evaluasi. Teknik evaluasi yang
digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk obyektif, yang terus
dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang reliabel dan valid.
Kelemahan dari konsep ini terletak pada penekanannya yang berlebih-lebihan pada
spek pengukuran dalam kegiatan evaluasi pendidikan. Aspek pengukuran itu
sendiri memang diperlukan dalam proses evaluasi, tapi tidak dimaksudkan untuk
menggantikan proses evaluasi itu sendiri : "Measurement is not evaluation, but it can provide useful data for
evaluation."
2.
Congruence
Evaluasi juga pada dasarnya
adalah pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan
hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan hasil
pendidikan telah terjadi. Obyek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar
dalam bentuk kognitif, psikomotorik maupun nilai dan sikap. Jenis data yang
dikumpulkan adalah data obyektif khususnya skor hasil tes. Model ini dikenal
juga dengan model objektif (model tujuan) . Konsep ini telah menghubungkan
kegiatan evaluasi dengan tujuan untuk mengkaji efektivitas kurikulum yang
sedang dikembangkan. Dengan kata lain, konsep congruence ini telah
memperlihatkan adanya "high degree
of integration with the instructional process."
3.
Illumination
Pada model ini,
Evaluasi merupakan studi mengenai pelaksanaan program, pengaruh faktor
lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh program
terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih judgment (pertimbangan)
yang hasilnya didasarkan pada diperlukan untuk penyempurnaan program. Gagasan
yang terkandung di dalam konsep ini memang penting dan menunjang proses
penyempurnaan kurikulum, karena pihak pengembang kurikulum akan memperoleh
informasi yang cukup terintegrasi sebagai dasar untuk mengoreksi dan
menyempurnakan kurikulum yang sedang dikembangkan. Evaluasi
yang diajukan oleh konsep ini lebih berorientasi pada proses dan hasil yang
dicapai oleh kurikulum yang bersangkutan.
4. Educational System Evaluation
Pada
model ini, evaluasi merupakan perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir
dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk
penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Obyek
evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses dan hasil yang
dicapai dalam arti yang lebih luas. Namun, dalam konsep model ini yang
dipandang sebagai kelemahan adalah mengenai pandangannya tentang evaluasi untuk
menyimpulkan kebaikan program secara menyeluruh. Ada dua persoalan yang perlu
mendapatkan penegasan dari konsep ini, yang pertama menyangkut segi teknis dan
yang kedua teknis berkenaan dengan menyangkut segi strategis.
Referensi :
Sukmadinata,
Nana Syaodih. (2009). Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : Rosdakarya.
---.
(2012). Evaluasi Kurikulum. [online]. Tersedia : http://kumpulan-makalah-baru.blogspot.com/2012/05/evaluasi-kurikulum.html
[13 Maret 2013]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar